Penagkaran serindit



Agar kelak kita dan anak-cucu kita nanti tetap bisa memelihara serindit, atau melombakannya dalam skala nasional, mau tidak mau upaya penangkaran harus digalakkan sejak sekarang. Apabila tidak, serindit suatu ketika hanya menjadi burung dalam cerita, atau dalam gambar, yang tak bisa dijumpai lagi dalam realita.


Menangkar burung serindit memang  membutuhkan perhatian ekstra.
Beberapa hal yang mesti dicermati adalah kebiasaan unik burung ini yang suka jumpalitan. Di alam liar, burung ini sering dalam posisi menggantung (terbalik), terutama saat mengisap nektar, makan buah, dan istirahat / tidur.
Dalam sangkar pun burung ini masih menunjukkan perilaku uniknya. 

Hal ini membutuhkan konstruksi kandang tersendiri, yang memungkinkan burung tetap bisa berperilaku seperti itu, tanpa khawatir kakinya dimangsa binatang predator seperti anjing, kucing, dan tikus.
Selain itu, serindit terkenal sangat jorok saat makan dan buang kotoran. Jika tidak konsisten dalam membersihkan kandang dan aksesoris kandang di dalamnya, penyakit jamur niscaya akan sering dialami burung-burung dalam penangkaran. Jadi, hal-hal seperti ini harus mendapat perhatian khusus.

Kandang penangkaran bisa menggunakan kandang aviary. Tidak ada pembakuan mengenai ukuran kandang, yang penting bisa menampung burung, tempat bersarang, serta memungkinkan burung tetap leluasa bergerak di dalam kandang. 


Kandang bisa dilengkapi juga dengan tali yang digantung atau bahan kayu lunak yang disimpan melintang di dasar kandang, atau digunakan sebagai tenggeran untuk digigiti mereka. Hal ini sangat perlu dan bukan hanya untuk serindit saja, tetapi hampir semua burung paruh bengkok memerlukan sesuatu untuk mereka gigit yang bisa dimanfaatkan sebagai obat antistres.


Kotak sarang sebenarnya bisa menggunakan gelodok yang biasa digunakan untuk lovebird. Namun, jarang sekali serindit yang mau menggunakannya, meski di alam liar mereka bersarang dalam lubang di pepohonan. Jadi, alternatifnya, bisa menggunakan kotak sarang dengan jendela terbuka pada bagian depan. Bagian dalam bisa dimasukkan beberapa potongan kayu kecil bekas gergaji.
Penggunaan kotak sarang dengan bentuk terbuka di bagian depannya bisa meminimalisasi risiko telur rusak karena terinjak oleh burung saat melompat masuk melalui lubang.

Dalam penangkaran serindit, ada yang menganjurkan agar memasukkan beberapa pasangan dalam kandang penangkaran. Ini tentu membutuhkan kandang yang luas. Namun melihat perilakunya yang cenderung lebih liar daripada lovebird, saya pribadi lebih menganjurkan untuk penggunaan kandang soliter, di mana setiap kandang hanya diisi dengan sepasang induk saja.

Penggunaan kandang soliter, baik ditempatkan di dalam maupun di luar ruangan, bisa membuat induk betina lebih tenang saat mengerami telur dan merawat anakan. Sebab induk serindit memiliki pola pembagian tugas yang jelas, di mana induk betina akan fokus pada pengeraman telur dan perawatan anak, yang semuanya dilakukan di dalam sarang. Sedangkan induk jantan akan fokus menjaga mereka di luar sarang, sambil memasok pakan untuk pasangan dan anak-anaknya. Hal ini sulit dilakukan jika kandang diisi lebih dari satu pasangan induk.

>Pakan serindit dalam kandang penangkaran
Pakan serindit selama berada dalam penangkaran harus memenuhi kebutuhan nutrisi, baik nutrisi inti (kalori, lemak, protein, karbohidrat, dan serat kasar), maupun vitamin dan mineral dan extra fooding (EF) yang diberikan sehari-hari. 

Perlu difahami, serindit adalah burung pemakan buah dan pengisap nektar. Dengan demikian, selama dalam penangkaran, buah dan nektar juga harus tersedia, bahkan dalam jumlah berlimpah. Maksud berlimpah adalah begitu habis segera diisi pakan baru. Jangan memberinya langsung banyak, karena buah memiliki sifat mudah busuk. 

Pemberian makanan yang berlimpah menjadi salah satu kunci keberhasilan penangkaran serindit. 

Dalam penangkaran, kita bisa memberikan gizi yang lebih baik kepada serindit, agar burung bisa berkembang biak dengan lebih baik, produktivitas indukan meningkat, dan pertumbuhan anakan juga lebih cepat dan lebih sehat. 

Kuncinya melalui modifikasi pakan sehingga lebih bervariasi daripada pakan yang diperoleh serindit di alam liar.

Berikut ini ragam pakan yang bisa diberikan kepada serindit dalam penangkaran:

             Buah-buahan yang berasa manis, misalnya apel, jagung muda, pepaya, dan sebagainya.
             Milet (jika burung sudah terbiasa makan milet).
             sereal untuk makanan bayi atau bubur bayi.
             Nasi putih. Pemberiannya bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu:

— Mencampurkan nasi putih dengan air dan gula.
— Memblender nasi putih, gula, air, buah (apel dsb) dan sereal.

             Selama masa berkembang biak, serindit juga bisa ditawarkan menu ulat hongkong atau mealworm yang sebelumnya diberi roti sebagai makanannya.

             Di alam liar, serindit akanberkembang biak mulai Januari hingga Juli. Namun untuk penangkaran, burung bisa berkembang biak kapan saja. Yang penting, usahakan kandang selalu mendapat cahaya minimal selama 14 jam setiap hari. Jika pagi sampai sore, cahaya bisa memanfaatkan matahari, sedangkan malam hari bisa disokong dengan lampu penerangan.
             Induk betina akan bertelur sebanyak 2-4 butir telur, dengan interval peneluran sekitar 23 – 25 jam. Setelah mengeluarkan telur kedua, induk betina akan memulai masa inkubasinya atau mengerami telurnya selama 18 – 21 hari sampai menetas.
             Selama merawat anak-anaknya, induk betina akan tetap berada di dalam sarang. Selama itu pula, burung jantan akan memberi makanan kepada pasangannya. Induk betina kemudian akan memberikan sebagian makanannya kepada anak-anaknya.
             Pada umur 4-6 minggu, anakan sudah bisa keluar dari sarangnya. Saat itulah Anda bisa memasang ring pada kakinya. Sekitar dua minggu kemudian, mereka sudah bisa hidup mandiri, dan bisa dipisahkan ke kandang pembesaran, atau bisa juga langsung dipasarkan.
            
             Semoga bermanfaat.

jbbkicau

Jbbkicau adalah Sarana Media digital Website informasi seputar burung kicau wilayah Cirebon Brebes Tegal Pemalang dan sekitarnya.

Related Posts:

No comments:

Post a Comment